Bekerja Keras Vs Bekerja Cerdas

 
Oleh : Saidani, SP
Ketua Umum

Tersebutlah kisah sebuah perguruan. Guru yang sudah sepuh itu hendak mencari murid yang akan meneruskan perguruannya tersebut. Maka diadakanlah seleksi yang sangat ketat agar pewarisnya kelak adalah orang yang betul-betuk handal dan terpercaya.

Dari Seleksi yang sangat ketat itu terpulihlah 2 orang mulid terbaik perguruan itu. Kemampuan kedua murid ini berimbang dan sulit untuk menentukan siapa yang terbaik diantara mereka. 

Setelah berfikir semalam suntuk, sang Guru memanggil kedua muridnya tadi. 
Guru itu berkata: "Wahai murid-muridku yang tercinta, tidak lama lagi aku akan menentukan siapa diantara kalian yang akan meneruskan perguruan kita ini"
"Ya... Guru.." Jawab Murid itu serentak.
Ujian terakhir kalian adalah mencari Kayu api ke Hutan...
?????
"Kayu API..." (Mereka bertanya-tanya dalam hati). tapi tidak ada yang berani membantah. 
"Kalian akan aku modali masing-masingnya dengan sebuah kapak" Gurunya melanjutkan. 
Besok tepat jam lima Sore kalian harus sudah hadir lagi di Perguruan kita in idengan membawa kayu sebanyak-banyaknya..
"kalian Paham...?"
"Paham Guru..." Sahut mereka.
"Sekarang beristirahatlah!"
Murid yang pertama langsung ke tempat peristirahatannya. yang ia pikirkan adalah bagaimana mengumpulkan sebanyak-banyaknya untuk mencari kayu besok pagi. Ia harus bangun pagi-pagi sekali agar ia mendapatkan kayu  yang banyak. 
Sebentar saja ia sudah lelep dengan bayangan kayu-kayu yang akan didapatkannya besok.

Teryata murid kedua belum tidur. ia nampak berpikir keras dan merenungkan sesuatu. Ia harus menemukan cara terbaik untuk mendapatkan kayu yang diinginkan gurunya. Ia menggambar-gambar sesuatu diatas pasir dibawah tempat tidurnya.
"Aha..." Ia mendapat ide yang sangat luar biasa.
Malam sudah terlalu larut. ia bersegera untuk tidur sambil tersenyum dengan ide baru yang baru dia temukan.

Pagi-pagi sebelum ayam berkokok Murid pertama sudah bangun, setelah mempersiapkan perbekalan dan berbenah. Ia menyandang kapak yang diberikan gurunya. ia melirik ternyata murid yang kedua masih tertidur pulas. 
"kasihan kamu, pasti kamu bergadang lagi tadi malam" Pikirnya.
Cepat-cepat ia meninggalkan perguruan dan menuju ke arah bukit yang banyak terdapat agak jauh.

Murid kedua bangun dan mengucek matanya. ternyata hari sudah menunjukkan pukul 8. ia bergegas mencuci muka dan mengambil sedikit sarapan. Sambil makan ia mengamati kampak yang diberikan gurunya ternyata tumpul. kalau tumpul begini mana mungkin aku dapat kayu yang banyak. 
selesai makan ia segera mengambil batu asahan dan pergi kebelakang rumahnya. disana ia mengasah kampak itu dengan setajam-tajamnya. sesekali ia usap mata kapak itu apakah sudah cukup tajam untuk digunakan. 
Hari sudah menunjukkan pukul 9. Ia bergegas karena hari sudah tinggi. Tidak lupa ia membawa sebilah bambu yang akan ia gunakan untuk menjalankan idenya tadi.

Murid yang pertama, sudah dari tadi bekerja. tapi kayu yang dikumpulkan masih sedikit. ia baru tahu kalau kapak yang diberikan gurunya itu tumpul. Semakin keras ia bekerja semakin terasa letih dan lelah.
Sebentar-sebentar ia harus Istirahat. 
Dilihatnya hari semakin tinggi. Berarti sebentar lagi ia

BERSAMBUNG

3 komentar:

OEN-OEN mengatakan...

mana sambungannya ya, duh seru-serunya malah kepotong, benar-benar teknik bersambungan yang sangat mantap, hehe..

salam kenal dari malang ^_^

DPD PKS Tanah Datar mengatakan...

Salam kenal JUga Saudara Oen
Terima Kasih atas komentarnya

DERI FAHRIZAL mengatakan...

SIAP BEKERJA UNTUK TANAH DATAR LEBIH BERAGAMA,LEBIH BERMARTABAT DAN LEBIH MERAKYAT..INSYA ALLAH

Posting Komentar

 

KABAR DPD

KIPRAH KEWANITAAN

KOLOM